Rabu, 21 Oktober 2009

Selembar Kertas Usang yang tak Ternilai

Baru beberapa hitungan saya mengambil langkah maju mendekat ke sebuah pintu besi besar yang dijaga oleh seorang pemuda berkulit hitam, bertubuh tinggi besar dan berambut cepak, mengenakan kemeja biru lengkap dengan sebuah nama dada dan lambang PT KA di salah satu lengan kemejanya.
Tiba-tiba sekelompok orang yang nampaknya sangat tak asing terlihat melambai-lambaikan tangannya dengan penuh semangat, sambil berteriak-teriak memanggil nama saya di sebuah stasiun tua yang namanya telah dikenal banyak orang lewat lagu yang berjudul “stasiun balapan”.Ya, Stasiun terbesar di kota Solo itu telah membangunkan kembali kenangan-kenangan masa lalu saya bersama sekelompok orang-orang yang selalu hangat menyambut saya setiap kali bertemu. Walaupun kini kami dipisahkan oleh berbagai batasan-batasan yang membuat kami tak sedekat dulu, namun tiap kali bertemu, seluruh pikiran dan emosi kami selalu kembali ke masa itu, masa-masa kami berjuang, bercanda tawa, saling menghibur, dan saling berbagi kisah bersama-sama. Semua itu seakan baru saja kami lewati kemarin. Karena memang lebih dari setengah kebahagian hidup saya, saya dapatkan ketika bersama dengan mereka. Orang orang yang selalu penuh dengan suka cita, yang secara tidak sengaja terikat dalam suatu hubungan sejak kami berada di bangku SMA.

Tim Aeromodelling Jawa Tengah nampaknya memang tidak pernah berubah sejak beberapa dari kami memutuskan untuk meninggalkannya karena alasan yang kami rasa sangat masuk akal, walaupun kami tidak benar-benar meninggalkannya begitu saja. Beberapa dari mereka dengan ciri khasnya masing-masing masih tampak seperti dulu, dan sepertinya mereka memang masih mempertahankan apa yang telah melekat dalam dirinya sejak pertama kali kami berjumpa. Ya, dalam berbagai kejuaraan, Jawa Tengah memang terlihat sebagai tim yang paling ramai dan bersemangat. Itu mungkin karena orang-orangnya yang sangat menyenangkan sekalipun bagi anggota-anggota yang baru.

Kami pun mulai saling bercerita dan berbagi kisah di lorong peron utama sembari menunggu kedatangan kereta api Lodaya yang akan membawa mereka pergi mengikuti sebuah kejuaraan di kota Bandung. Kejuaraan memang menjadi Event yang selalu ditunggu-tunggu, dimana kami dapat beraktivitas dan berjuang bersama demi membawa nama sekolah dan provinsi kami. Pernah terbesit di pikiran saya untuk suatu saat nanti kembali mengikuti kejuaraan bersama teman-teman seperjuangan saya dulu, yang tak pernah terlupakan, yang sudah lama tidak berjuang bersama membawa bendera Jawa Tengah. Mengembalikan kenangan-kenangan lama dan semangat kebersamaan yang telah lama hilang. Namun itu mungkin akan sulit terlaksana, karena aktivitas kami sekarang yang sangat terlalu berharga juga untuk dilewatkan. Tetapi semangat kami, kebersamaan kami, itu semua tidak akan pernah mati sampai kapanpun juga. Saat itu juga saya tersadar akan arti sebuah ikatan kebersamaan yang tak tak akan pernah lekang oleh waktu, sebuah kisah kehidupan yang akan selalu dikenang.

Kereta pun tiba dan rasanya perjumpaan kami hingga kereta hampir berangkat yang terasa begitu singkat itupun kembali harus dipisahkan oleh keadaan. Rasanya tak ingin tubuh ini berbalik meninggalkan orang-orang yang sangat melekat dalam hidup saya. Selamat Berjuang Kawan! Terbanglah dengan semangat kebersamaan kita!

Frost Valstrike

Selengkapnya...